Kepada Guru
00:00Banyak kata-kata yang telah kehilangan makna, salah satunya adalah guru. Guru adalah pembimbing, penasihat, dan yang paling mulia yaitu pendidik. Tapi rasanya, semakin guru membuat saya pintar, semakin saya ingin menjadi apatis.
Hubungan yang seharusnya berlangsung dua arah sambil saling belajar dan mengoreksi menjadi penyampaian doktrin-doktrin tidak berguna saja. Terimakasih atas pertunjukannya. Guru dan kami adalah sepasang, jelas tidak etis kalau menyalahkan salah satu. Disuruh berargumen kemudian dipatahkan. Disuruh menjawab kemudian diinterupsi. Kenapa harus melihat masalah di setiap solusi, bukan sebaliknya?:
Mari direnungkan lagi, pendidikan yang berorientasi pada apa? Reputasi dan pencitraan? Apalah artinya impresi mengesankan tanpa definisi. Mungkin lupa kalau manipulasi berbeda dengan direksi. Ada yang salah dengan ini. Pendidikan adalah proses pematangan, bukan pembentukan. Bukan juga penyetiran individu yang berbeda menjadi sama, walau sama adalah baik sekali pun. Semua relatif.
Imitasi sudah tidak relevan ditetapkan untuk individu yang berkembang. Kami tidak lagi ingin bertanya apa, tetapi kenapa. Maka tidak heran kalau semua bersikap masa bodoh. Daripada kami keliru menilai fakta?
Tulisan adalah deskripsi dari karya
Obskurantisme
Aulia Ardista
Kolase digital
21 x 14,8 cm
2012
0 comments