Esensi Produk

15:39

Saat diminta untuk memilih jurusan, saya tidak ragu-ragu memilih desain produk. Kenapa? Karena desain produk itu luas sehingga dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang di kehidupan. Namun ternyata, kata 'luas' ini juga yang membuat saya kebingungan dalam memaknai desain produk itu sendiri belakangan ini.

Ada yang bilang agar saya membuat produk yang sangat fungsional, sesuai dengan kata teknologi yang diagung-agungkan di universitas ini. Tapi ada juga yang harus diperhatikan, yaitu seni yang kehadirannya dekat sekali dengan kami. Memang desain adalah perpaduan yang paling tepat antara seni, ilmu, dan teknologi, tapi bagaimana mengimplementasikannya dalam proses desain atau proses perkuliahan?

Saya pun bertanya-tanya. Apa yang menjadikan suatu produk itu baik? Banyak kriteria yang sudah ada. Misalnya saja ramah lingkungan, tahan lama, hemat biaya produksi, dan lainnya. Tapi apakah produk yang baik akan selalu diterima dan bisa menjadi produk yang benar-benar disukai dan menjadi favorit?

Semua tergantung selera tiap individu. Mungkin karena harganya, fungsinya, atau visualisasinya. Yang jelas produk tersebut pasti memiliki keterikatan emosi dan relasi pribadi dengan si pengguna sehingga dapat menggambarkan satu aspek dalam kehidupannya. Produk dianggap memiliki identitas, sehingga dilihat lebih dari yang lainnya.

Boneka yang menemani sejak kecil, buku yang berdampak besar pada kehidupan, kaus kaki rajutan dari nenek agar tidak kedinginan saat tidur, topi yang selalu dipakai setiap hari. Bagi beberapa orang produk tersebut sama sekali tidak berarti besar, namun tidak untuk kita. Kita memiliki afeksi akan produk tersebut sehingga akan terus menjaganya.

Jadi pada intinya ini adalah cara untuk meyakinkan diri bahwa proses pemaknaan akan produk itu penting adanya. Tidak harus selalu terjebak dengan fungsi dan mekanisme yang menurut saya kebanyakan tidak lagi memudahkan melainkan membuat orang jadi malas. Kita semua tahu apa itu lemari, untuk menyimpan. Tapi jika benar-benar ditanya "apa itu lemari" seringkali kita tidak mampu menjelaskan esensinya.Es

You Might Also Like

0 comments