Mengenal Klasifikasi / Pilar Ekonomi Kreatif Indonesia
19:27Apa saja bidang yang ada dalam cakupan kebijakan ekonomi kreatif Indonesia? Mengapa, misalnya, Gojek sering diulas dalam kajian ekonomi kreatif tetapi Blue Bird tidak? Atau mengapa baju-baju karya local brand masuk ke dalam industri kreatif namun baju karya retailer tidak?
Untuk mengetahui hal tersebut kita bisa mencari sub sektor mana yang paling sesuai. Secara garis besar ekonomi kreatif Indonesia dibagi menjadi 16 sub sektor dengan beberapa klasifikasi lagi di setiap sektornya. Gojek bisa dimasukkan ke dalam industri teknologi informasi (aplikasi) sedangkan local brand yang mendesain sendiri koleksinya (tidak hanya mencontoh desain-desain baju yang sudah ada atau cetak biru dari perusahaan induk) termasuk ke dalam mode (ready to wear).
Berikut adalah daftar pilar ekonomi kreatif Indonesia diurutkan dari yang paling tinggi ke paling rendah berdasarkan jumlah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2010 sampai tahun 2013 menurut data dari Badan Pusat Statistik (data terbaru tidak dapat ditemukan).
1. Kuliner (32,51%)
2. Mode (28,29%)
3. Kerajinan (14,44%)
4. Penerbitan & Percetakan (8,11%)
5. Desain (3,90%)
6. Radio & Televisi (3,17%)
7. Arsitektur (2,01%)
8. Penelitian & Pengembangan (1,84%)
9. Teknologi Informasi (1,57%)
10. Film, Video, Fotografi (1,31%)
11. Musik (0,82%)
12. Permainan Interaktif (0,75%)
13. Periklanan (0,58%)
14. Seni Pertunjukan (0,40%)
15. Seni Rupa (0,31%)
Dalam perkembangannya, majalah daring tempo.co edisi Maret 2016 melaporkan bahwa sektor mode telah mengalahkan sektor lainnya dengan jumlah PDB 32,30% yang masih disusul kembali oleh sektor kuliner (31,50%) dan kerajinan (25,80%).
Hal ini bisa jadi disebabkan oleh maraknya tren hijab / modest fashion pada beberapa tahun terakhir. Menurut bisnis.com, Kementerian Perindustrian sendiri menargetkan Indonesia sebagai pusat busana muslim dunia pada tahun 2020 mendatang. Dengan ditemukannya unique selling point dan positioning mode Indonesia di dunia mode internasional, sangat wajar apabila sektor ini kemudian dapat terus berkembang pesat.
Selain itu, 3 sektor lain yang mengalami pertumbuhan pesat adalah teknologi informasi (8,81%), periklananan (8,05%), dan arsitektur (7,53%). Jika sektor lainnya ingin memperoleh keunggulan seperti 3 sektor teratas, masing-masing sektor harus terlebih dahulu menemukan karakternya.
SUMBER GAMBAR.
Buku Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
2 comments
Thaks, artikel kamu menambah wawasan bgt
ReplyDeleteHalo, terimakasih banyak ya sudah meluangkan waktu untuk membaca :)
Delete